Untuk Peningkatan Hasil, Gerakan Petambak Digital 4.0 di Kabupaten Purworejo
Panen tambak digital di lapangan Desa Jogoresan, Kecamatan Purwodadi-Purworejo |
PURWOREJO,
KABARINDONESIA.CO.ID
- Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, merupakan salah satu kabupaten yang
berada di bagian selatan Jawa yang wilayahnya langsung berhadapan
dengan Samudera Hindia dan memiliki garis pantai sepanjang 22 km,
sehingga
punya potensi yang cukup besar dibidang kelautan dan perikanan. Salah
satu potensi dari pendapatan sektor perikanan yang cukup besar di
Purworejo yaitu sektor tambak udang.
Guna
mendukung hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)
bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan JALA
Tech mengembangkan transformasi digital untuk petambak udang.
Program
ini bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan bisnis pada
setiap rantai nilai perikanan melalui pemanfaatan teknologi digital yang
menargetkan nelayan budidaya (petambak) yang ada di Kabupaten
Purworejo.
Pada tahun
2021, program ini dilaksanakan di beberapa lokasi yaitu, Kabupaten
Purworejo, Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Pemalang.
"Gerakan
Petambak Digital 4.0 di Kabupaten Purworejo telah diimplementasikan
sejak pertengahan tahun 2021. Kegiatan ini memfokuskan pada pemanfaatan
teknologi digital dalam rantai nilai Teknik Pemeliharaan dan Budidaya
melalui pemanfaatan teknologi IoT melalui alat pengukur kualitas air
yang dapat memberikan informasi secara real time seperti temperature,
PH, Oksigen (DO bubble). Parameter-parameter tersebut dibutuhkan untuk
mengetahui kebutuhan tambak secara lebih presisi sehingga mampu
meningkatkan efisiensi dan produktivitas hasil panen," ungkap
Koordinator Inisiatif Digital Sektor Strategi I Kementerian Komunikasi
dan Informatika Wijayanto, saat ditemui usai kegiatan panen tambak
digital di lapangan Desa Jogoresan, Kecamatan Purwodadi, pada Kamis
(25/11/2021).
Disampaikan,
program panen petambak digital di Purworejo sudah berjalan selama enam
bulan dengan hasil yang memuaskan berkat tranformasi digital yang sudah
mulai dijalankan. Kominfo telah merancang beberapa inisiasi digitalisasi
pada enam sektor strategis, salah satunya di sektor maritim. Sektor
strategis maritim diklasifikasikan ke dalam dua macam proses yaitu
perikanan tangkap dan perikanan budidaya.
"Adapun
rangkaian program ini dimulai sejak penerapan teknologi Internet of
Things (IoT) alat kualitas air, pendampingan petambak dalam penggunaan
teknologi digital, hingga pengambilan baseline data petambak setempat
untuk bisa membantu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam
pengambilan keputusan. Upaya ini dilakukan sesuai arahan Presiden
Republik Indonesia pada Agustus 2020 lalu tentang peningkatan
infrastruktur digital, transformasi digital di sektor-sektor strategis,
percepatan integrasi pusat data nasional, kebutuhan SDM talenta digital,
dan skema regulasi pembiayaan transformasi digital," jelasnya.
Dikatakan,
Panen Petambak Digital 4.0 terselenggara atas kerjasama yang baik dari
berbagai stakeholder seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Pemerintah Daerah, Akademisi, Startup Digital, dan peran serta aktif
dari petambak daerah setempat.
"Panen
Petambak Digital 4.0 merupakan upaya dari Kementerian Kominfo sebagai
fasilitator dan akselerator dalam meningkatkan adopsi teknologi digital
di sektor maritim sebagai langkah untuk mewujudkan Indonesia yang siap
menjadi negara digital dan turut andil dalam akselerasi perekonomian
global," ujarnya.
Pakar
perikanan dari JALA Tech, Adi Nusa Patria, mengatakan, JALA Tech saat
ini telah mendampingi sekitar 38 kolam dari 27 petambak di Purworejo.
Pendampingan dilakukan dengan hasil penelitian, sementara ada beberapa
kolam yang dapat menghasilkan 1,1 kg per meter perseginya artinya 11
ton per hektare.
"Baru
berjalan 2 siklus progam kami di Purworejo dan rencananya tidak
berhenti, kita berencana membangun sentra dengan melibatkan unsur-unsur
terkait dengan petani tambak," katanya.
Menurutnya,
petambak cukup mudah untuk mendapatkan aplikasi itu, dengan cara
mendonwload melalui play store, petambak bisa menikmati berbagai layanan
tentang panen tambak digital melalui aplikasi JALA Tech.
Mewakili
Bupati Purworejo, Asisten Ekonomi Pembangunan dan Keuangan Budi
Harjono, menyampaikan, untuk bidang perikanan tangkap laut di Purworejo
punya 5 TPI dengan jumlah perahu sebanyak 152 unit dan 776 nelayan.
Sedangkan budidaya air payau potensi yang dikembang oleh masyarakat
adalah budidaya udang vannamei.
"Luas
lahan budidaya udang di Purworejo tercatat kurang lebih seluas 400 Ha
di tiga kecamatan yaitu Grabag, Ngombol dan Purwodadi. Jenis udang yang
dibudidayakan adalah jenis udang vannamei yang telah dimulai sejak tahun
2010 menggunakan aplikasi tambak mulsa dengan teknologi semi intensif
dan intensif. Budidaya udang itu cocok dikembangkan di Purworejo selatan
yang memiliki struktur tanah pasir," jelasnya.
Diungkapkan,
produksi udang vannamei di Purworejo pada tahun 2020 kurang lebih
mencapai 2.798 ton dengan nilai lebih dari Rp 147 miliar.
"Dampak
positif yang dirasakan adanya budidaya udang vannamei yang mampu
membuka sentra ekonomi baru serta mendorong pertumbuhan perekonomian
masyarakat di wilayah pesisir serta masyatakat Purworejo pada umumnya,"
katanya.
Sementara itu,
Alex Medi Triyono salah satu petambak udang mengaku setelah menggunakan
aplikasi dari JALA Tech dirinya mampu meminimalisir kematian dari Benur
atau bibit udang. Dengan aplikasi dia dapat memantau setiap saat
kandungan air untuk tambak miliknya.
"Setidaknya kita bisa mengetahui lebih dini dan bisa mengantisipasi penyebab kematian bibit udang," katanya.
Panen
tambak digital itu diisi dengan kegiatan ceremoni panen tambak digital,
pemutaran film aktifitas petambak udang di Purworejo, dialog tentang
budidaya tambak, keuntungan telonolohi dan harapan adanya teknologi,
pemberian sertifikat dan pembagian doorprize. (*/widarto)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar