Master Inteligen Indonesia AM Hendropriyono Wawancarai Bamsoet
AM Hendropriyono mewawancarai Ketua MPR Bambang Soesatyo |
"Sistem demokrasi langsung yang saat ini diterapkan dalam pemilihan kepala daerah, pusat dan legislatif sudah saatnya dikaji kembali. Perlu ditelaah lebih dalam apakah sistem demokrasi langsung tersebut lebih banyak memberikan manfaat atau justru lebih banyak mudaratnya," ujar Bamsoet menjawab pertanyaan mantan Kepala BIN yang juga dikenal sebagai Master Intelijen Indonesia Jenderal TNI AD (purn) AM Hendropriyono di Studio Podcast 'Kilat' miliknya di Jakarta, Sabtu (22/1/22).
Ketua DPR RI ke-20 ini menuturkan, sistem pemilihan langsung dalam pemilihan pimpinan daerah, pusat ataupun legislatif sangat rentan dengan money politic dan biaya tinggi. Apabila sistem pemilihan langsung terus dipertahankan, bukan tidak mungkin demokrasi di Indonesia hanya berkutat pada Rupiah. Bukan lagi berdasarkan aspirasi rakyat.
Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini mendorong kalangan akademisi dan KPK melakukan kajian pelaksanaan sistem demokrasi langsung yang selama ini telah diberlakukan. Tidak tertutup kemungkinan hasil kajian tersebut menyimpulkan perlunya perubahan sistem demokrasi di Indonesia.
"Terpenting, perubahan yang terjadi harus membawa sistem demokrasi Indonesia lebih baik ke depannya. Kita semua tentu tidak ingin sistem demokrasi Indonesia ke depan terus berdasarkan NPWP, nomor piro wani piro," pungkas Bamsoet.(*/kg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar