"Saat ini, TNI sedang memasuki tahap ketiga (2020-2024) penyelesaian minimum essential force (MEF). Hingga tahun ini, MEF yang tercapai baru sekitar 60 persen. Pada tahun 2024, jumlah kekuatan Alutsista MEF masing-masing matra TNI ditargetkan harus sudah bisa terpenuhi. Antara lain, Matra Darat dengan 723.564 senjata ringan, 1.354 meriam/roket/rudal, 3.738 kendaraan tempur, dan 224 pesawat terbang. Matra Laut dengan 182 unit KRI, 8 kapal selam, 100 pesawat udara, dan 978 kendaraan tempur marinir. Sedangkan Matra Udara dengan 344 pesawat tempur, 32 radar, 72 peluru kendali, dan 64 penangkis serangan udara," ujar Bamsoet di Jakarta, Minggu (9/4/2023). Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini mendukung penguatan Alutsista TNI dalam mendukung pertahanan udara Indonesia. Terutama pesawat, baik yang dimiliki Angkatan Udara, Laut, maupun Darat.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI/Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan, khusus kepemilikan pesawat tempur, posisi Indonesia berada di urutan ke-48, di bawah berbagai negara Asean seperti Singapura yang berada di posisi ke-22, Vietnam posisi 28, Thailand posisi 30 dan Myanmar posisi 36.
"Untuk memperkuat armada tempur, dalam waktu dekat pemerintah melalui
Kementerian Pertahanan akan mendatangkan pesawat F-15 EX pabrikan
Boeing, Amerika Serikat (AS), versi terbaru dan paling canggih dari
F-15. Serta jet tempur Dassault Rafale buatan Perancis. Tidak hanya dari
luar negeri, pemenuhan alutsista pesawat juga dilakukan dari dalam
negeri. Antara lain dengan membeli 9 pesawat multiguna jenis angkut
ringan, Casa NC-212i-400, yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia
(PTDI)," pungkas Bamsoet. (*/kg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar