"Adil dan makmur, apa tolok ukurnya? Negara maju, negara yang sejahtera, apa tolok ukurnya? Apakah pendapatan per kapita? Atau indeks pembangunan manusia? Atau tingkat pengangguran? Atau angka kemiskinan? Atau apa? Atau justru semuanya? Karena visi jika tidak dirumuskan tolok ukurnya itu namanya jargon politik," ujar Presiden.
Presiden tidak ingin visi sebuah negara hanya sekadar bahasa normatif, bahasa indah dan hanya di awang-awang. Presiden ingin agar visi tersebut membumi, taktis, dan jelas mulai dari tolok ukurnya, strateginya, hingga target waktu pencapaiannya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan ucapan selamat Hari Konstitusi dan HUT ke-78 MPR RI. Presiden turut mengajak seluruh komponen bangsa untuk menjadikan peringatan tersebut sebagai momentum yang strategis untuk mendiskusikan langkah-langkah strategis bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita.
"Saya mengucapkan selamat Hari Konstitusi dan selamat ulang tahun ke-78 MPR RI. Semoga Indonesia ke depan melalui kontribusi seluruh komponen bangsa mampu meraih apa yang kita cita-citakan," tutur Presiden.
Turut hadir dalam acara tersebut adalah Ketua Majelis Pemusyawaratan
Rakyat Bambang Soesatyo, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani,
Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman, Ketua Komisi Yudisial Amzulian
Rifai, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud
MD dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. (*/kg)
Jakarta, 18 Agustus 2023
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden
Tidak ada komentar:
Posting Komentar