JAKARTA, KABARJATENG.CO.ID - Dinilai berhasil dalam melakukan eradikasi/pembasmian berkelanjutan penyakit tropis terabaikan atau Neglected Tropical Diseases (NTDs) khususnya penyakit Frambusia, Pemkab Purworejo menerima Sertifikat Bebas Frambusia dari Kementerian Kesehatan RI.
Sertifikat diserahkan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin kepada Bupati Purworejo Hj Yuli Hastuti SH pada peringatan Hari NTD Sedunia di Hotel Grand Sahid Jakarta, Rabu (5/3/2024). Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dari 11 NTDs pihaknya akan fokus kepada lima NDTs yakni Kusta, Frambusia, Kaki Gajah, Cacingan dan Demam Keong. Kepala daerah diimbau untuk mengatasi NDTs berkelanjutan yaitu dengan menjaga lingkungannya.
Gunadi manambahkan, NTDs disebabkan oleh berbagai patogen termasuk virus, bakteri, protozoa, dan cacing parasit. Saat ini baru empat obat yang tersedia untuk lima penyakit ini, kecuali Frambusia hanya dengan menjaga lingkungan.
"Cara yang paling cepat dengan memberikan obat. Hari ini kita luncurkan obat Kusta. Pesan saya bikin lingkungan yang bersih. Mudah-mudahan kita bisa menurunkan angka NTDs lima tahun kedepan," imbuhnya.
Bupati Purworejo, Hj Yuli Hastuti SH menerangkan, Kabupaten Purworejo mendapatkan Sertifikat Bebas Frambusia karena Purworejo termasuk daerah Non Endemis Frambusia. Dinas Kesehatan melalui puskesmas juga selalu melakukan pelaporan rutin Frambusia. Selain itu, lebih dari tiga tahun tidak ditemukan adanya kasus Frambusia di Purworejo. "Pemkab Purworejo berkomitmen terus mempertahankan NOL kasus Frambusia. Kepada masyarakat diimbau untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat," terang Bupati.
Kepala Dinkes Purworejo dr Sudarmi MM mengungkapkan, Frambusia atau dikenal juga sebagai Patek merupakan infeksi kulit yang disebabkan bakteri Treponema Pallidum Pertenue. Infeksi ini biasanya terjadi di negara wilayah tropis yang memiliki sanitasi buruk, seperti Afrika, Asia Tenggara, Amerika Selatan dan Oceania. Penyakit Frambusia dapat menular melalui kontak langsung dengan ruam pada kulit yang terinfeksi. Pada awalnya, frambusia hanya akan menyerang kulit. Namun, seiring berjalannya waktu, penyakit ini juga dapat menyerang tulang dan sendi. Namun dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak takut namun tetap waspada dan menjaga pola hidup sehat.
Pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui berbagai media, agar masyarakat mengatahui apa bahaya Frambusia. "Jangan ganti-ganti pakaian dengan orang lain, mandi dengan air bersih dan pakai sabun. Yang tidak kalah penting, jaga lingkungan tetap bersih," imbau Sudarmi.
Lebih jauh dijelaskan Sudarmi, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk melakukan eradikasi Frambusia. Salah satunya dengan membuat membentuk Tim Sertifikasi Eradikasi Kabupaten Purworejo tahun 2023 sebagai bentuk komitmen Eradikasi Frambusia. Pihaknya juga telah melakukan kerjasama lintas sektoral dan penggalangan komitmen bersama untuk eradikasi Frambusia. Berbagai sosialisasi dan peningkatan kompetensi bagi petugas puskesmas dan pengelola program Frambusia juga telah dilakukan. Diungkapkan bahwa sempat ditemukan adanya 1218 suspek Frambusia setelah dilakukan skrining dan pemeriksaan penunjang di SD/MI se-Kabupaten Purworejo. Dari suspek tersebut, setelah dilakukan pemeriksaan penunjang diperoleh hasil negatif untuk semua suspek. "Ke depan harapannya kita dapat mempertahankan Nol kasus Frambusia," imbuh Sudarmi. (*/kj)
sumber : prokopim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar