Bagi Para Calon Bupati Purworejo Periode 2024 - 2029
Arie Edy Prasetyo |
Lanjut dia, kepada calon Bupati Purworejo masa bakti 2024 – 2029, untuk bidang ideologi, menurut Arie, terasa Pancasila telah berakar pada segenap masyarakat Kabupaten Purworejo. “Tinggal menjaga dengan ing ngarep sung tulodo,” kata dia. Untuk bidang politik, menurut Arie, kesadaran berbangsa dan bernegara perlu terus dijaga, implementasinya menjadikan masyarakat sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara dan masyarakat yang pluralis religius.
Pada bidang ekonomi, dikatakan Arie, survei menunjukkan bahwa Kabupaten Purworejo adalah daerah nomor tiga dari lima daerah dengan biaya hidup terendah di Provinsi Jawa Tengah. “Ini menunjukkan salah satu indikator perekonomian kurang berkembang di Kabupaten Purworejo. Sumber ekonomi yang berupa investasi kurang diminati oleh para investor. Bukan karena miskin objek, tapi lebih pada kurang akrab dan kurang welcome pada investor,” urainya.
Mengenai pariwisata? “Nah, ini yang bisa menjadi sumber pendapatan asli daerah, kurang pengelolaan secara profesional, sehingga nampak stagnan dan kurang berkembang. Sumber-sumber ekonomi lain belum digali secara progresif,”.
“Yang perlu perhatian seksama bidang sosial budaya. Sesungguhnya Kabupaten Purworejo mempunyai potensi yang luar biasa. Hanya saja penggarapan, pengembangan dan pengelolaan belum dilakukan secara maksimal. Event-event daerah seperti Jolen di Kaligesing, dan merti desa yang menarik dan luar biasa belum dikemas menjadi salah satu pengembangan budaya adiluhung yang berdampak peningkatan ekonomi,” ulas Arie.
Pada bidang keamanan, Arie memberikan acungan jempol. “Perlu kita sampaikan,
Purworejo adalah Kabupaten yang kondusif. Demo-demo masyarakat dan mahasiswa
tidak banyak terjadi. Andai terjadi biasanya ada unsur-unsur eksternal yang
menyulut dan memancing di air keruh,” Arie menganalisa.
Masih kata Arie, Kabupaten Purworejo adalah kota yang hebat, setidaknya mempunyai sembilan putra daerah terbaik yang tercatat sebagai pahlawan nasional. “Sayang sekali Kota Pahlawan Purworejo tidak memiliki Gedung Juang 45 seperti daerah kabupaten sekitar. Bahkan organisasi Angkatan 45 tidak disediakan anggaran di APBD. Kalau ada rapat di Provinsi, pengurus yang berangkat terpaksa patungan membiayai. Monumen Jenderal Urip Sumohardjo, tak terawat dengan baik. Mestinya bisa sebagai tempat edukasi, malah sebagian dimanfaatkan sebagai tempat parkir rumah sakit. Masyarakat yang menyebutnya sebagai Patung Kuda, padahal monumen pendiri TNI. Tak ada upaya Pemda untuk mengedukasi masyarakat bahwa itu bukan patung kuda, tapi patung Jenderal Urip Sumohardjo,” tegas Arie. (*/kj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar