Minggu, 13 Oktober 2024

Korbankan Karier, Pensiun Dini dari TNI : Cawe-cawe Membangun Purworejo

 Mengenal Dekat Cawabup Purworejo Letkol Inf (purn) Lukman Hakim SSos MSi

Cawabup Purworejo Lukman Hakim menunjukkan piagam penghargaan yang diterimanya
KABUPATEN
Purworejo acap disebut sebagai kota pensiun, yang hanya 'pantas' ditinggali oleh orang-orang sukses secara di luar kota dan telah memasuki masa purnatugas. Hal itu dibantah keras oleh calon Wakil Bupati (cawabup) Purworejo Letkol Inf (purn) Lukman Hakim SSos MSi. Pria asal Bojonegoro - Jawa Timur ini, menegaskan, sebutan Purworejo kota pensiun hanya dilontarkan oleh orang-orang Purworejo yang tak ingin ikut cawe-cawe memajukan kabupaten ini. Seharusnya, warga Purworejo ketika sukses berkarier di luar daerah, tetap harus cawe-cawe,  ikut memikirkan kemajuan Purworejo. Meskipun dirinya bukan asli kabupaten yang terkenal sebagai penghasil Kambing Etawa ini, Lukman Hakim telah jatuh hati pada Purworejo. Dia bertekad mengabdi sebagai calon Wakil Bupati berpasangan dengan Yophi Prabowo dalam pilkada serentak 27 November 2024 mendatang.
"Saya senang tinggal di sini, kultur budayanya benar-benar luar biasa. Masyarakat Purworejo masih menjunjung tinggi budaya dan masyarakatnya agamis. Contohnya adalah, acara khataman Alquran yang dirayakan secara meriah dengan pawai dan aksi naik kuda yang bisa beratraksi jingkrak. Di daerah lain tidak ada, hanya ada di Kabupaten Purworejo ini," kata Lukman saat ditemui di kediamannya, Desa Keduren Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo, Minggu (13/10/2024).

Pria kelahiran 8 November 1971 ini, rela mengorbankan kariernya di TNI Angkatan Darat (AD) dengan pensiun dini, semata-mata ingin ikut cawe-cawe membawa perubahan bagi Purworejo ke arah yang lebih baik. "Isteri saya sebelumnya tidak setuju. Tapi selalu saya yakinkan bahwa membela dan mengabdi pada negara itu banyak cara, tidak hanya di TNI. Dengan menjadi seorang wakil kepala daerah pun itu merupakan pengabdian," tutur mantan Dandim 0708/Purworejo yang jago olah vokal itu.

Saat masih menjabat sebagai Dandim, Lukman Hakim pernah diangkat sebagai Bapak Stunting Kabupaten Purworejo, sehingga dirinya paham bagaimana mencegah dan mengatasi stunting. Bersama Yayasan Buddha Tzu Chi, Lukman Hakim sering menyalurkan bantuan pemenuhan gizi bagi warga. Tak hanya itu, ia juga sering mengantar bantuan untuk warga dari para pengusaha dan dermawan. Jika dia dan Yophi Prabowo diberi amanah mengabdi untuk warga Kabupaten Purworejo, mereka akan optimal dalam memberdayakan masyarakat. Lukman Hakim mengakui, bersama Yophi Prabowo  bercita-cita memberikan dukungan penuh  bagi para pelalu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Kami akan dukung penuh pelaku UMKM dengan pelatihan-pelatihan sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Setelah diberi pelatihan, kami akan terus dampingi mulai dari akses permodalan hingga pemasaran. Misal yang minatnya beternak, kami dampingi dan suport. Hobi bengkel, beri pelatihan. Kuliner juga akan kami beri ruang yang banyak untuk promosi dan event. Kami akan prioritaskan pengusaha UMKM, karena mereka adalah tulang punggung perekonomian kita semua, mereka survive bahkan bertumbuh saat pandemi yang lalu," ungkap Lukman Hakim.


PENGHARGAAN

Menjadi tentara, merupakan cita-cita Lukman Hakim sejak kecil. Lukman Hakim kecil sangat takjub pada sosok tentara. Kala itu, dia sangat kagum dan bangga pada Pak Ciliknya (Paman) yang berprofesi sebagai anggota TNI. "Saya itu kan dari keluarga kurang mampu secara finansial. Pak Lik saya jadi anggota TNI, kalau pas pulang itu Beliau memberi saya dan adik uang Rp 100 koin. Rasanya senang sekali, merasa sangat kaya dengan uang segitu. Beliau juga sering cerita bagaimana saat bertugas, saya merasa ikut bangga. Makanya kemudian bercita-cita menjadi anggota TNI," beber Lukman Hakim menceritakan masa kecilnya.

Lukman Hakim saat bertugas di Aceh
Profesi yang telah ia idamkan sejak kecil, dijalaninya dengan sungguh-sungguh, mengabdi pada negara dan menjadi kebanggan keluarga. Ada kisah menegangkan namun heroik saat ia bertugas di Aceh. Saat itu,tahun 2003, suami dari Lestari Handiyaningsih ini bertugas selama 1,5 tahun di Aceh sebagai Komandan Tim (Dantim) 2 Bravo Yonif Lintas Udara (Linud) 501. Lukman yang berpangkat Letda dan timnya ditugaskan di wilayah Aceh Utara. Mereka aktif berpatroli di Kecamatan Nisam, Syamtalira Bayu dan Darussalam. 
"Selama dua minggu, saat patroli kami menemukan jejak pergerakan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Jejak-jejak kaki yang kami temukan banyak, menandakan anggota mereka yang bersembunyi di sana pun banyak," tutur Lukman Hakim.

Setelah mempelajari situasi, taktis dan lapangan, Lukman Hakim dan timnya membuat daerah penyelamat yang cukup aman serta bisa memantau dari ketinggian. Setelah yakin bahwa posisi mereka aman, tim kemudian bergerak mengikuti jejak ke mana para anggota GAM berada. "Waktu itu bulan Ramadan, setelah salat Subuh, saya bersama empat anggota bergerak mencari lokasi persembunyian anggota GAM dengan menyusuri daerah pinggir Sungai Krueng Geukuh. Anggota lainnya, 10 orang saya tugaskan memperkuat daerah penyelamatan," kenang ayah dua puteri ini.

Mereka tidak berjalan di jalanan biasa, tetapi melewati semak belukar dan merayap agar tak ketahuan oleh anggota GAM yang kala itu diperkirakan mencapai 50 orang. Ada salah satu anggota tim yang sempat down karena tahu banyaknya GAM yang akan mereka lawan.

Lukman Hakim sebagai Dantim
"Sesampai di semak belukar, kami menemukan jejak sangat banyak. Karena hanya berlima, salah satu anggota down, ingin mundur dari pertempuran. Pikiran saya saat itu harus tegas, karena satu orang akan bisa mempengaruhi yang lain. Saya bilang ke anak buah, kalau mau mundur silakan kembali sendiri. Saya dan lainnya tetap akan terus, akhirnya dia tidak berani mundur," katanya.

Benar saja, di pinggiran sungai, mereka mendapati sekira 50 anggota GAM yang sedang istirahat. Mereka berkelompok 5 - 10 orang. "Saya memakai sandi kanan kiri. Pada waktu yang tepat, saya buka tembakan, diikuti anak buah saya sambil berteriak seolah-olah kami datang dengan jumlah kekuatan banyak. Saya berhasil menembak tepat Panglima Sagoe (salah satu wilayah di Aceh Utara) dengan jarak kurang lebih 10 meter. Empat orang berhasil kami tembak, yang lainnya kocar kacir melarikan diri karena menganggap anggota TNI yang datang sangat banyak. Padahal hanya kami berlima," ujarnya.

Dari empat orang GAM yang tewas, Lukman Hakim dan tim berhasil merebut empat senjata standar perang jenis AK47 dan M16. Setelah mengambil senjata, kemudian mereka bergerak kembali. "Kami juga menginformasikan ke warga di kampung terdekat bahwa kami kontak senjata dengan GAM dan berhasil membunuh empat orang. Warga kampung lah yang menguburkan mayat-mayat itu," ungkapnya.

Karena keberaniannya, Lukman Hakim mendapat piagam penghargaan dari Komandan Batalyon Infanteri Linud 501 Letkol Inf Ferry Zein. Kini, setelah memutuskan pensiun dini sebagai anggota TNI, berbekal keinginan kuat, pria bersahaja ini ingin mengabdikan dirinya untuk membangun dan mengubah Purworejo menjadi lebih maju sejajar dengan kabupaten/kota maju lainnya. (*/kj)
Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NEWS UPDATE

SPACE AVAILABLE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM