Mengenal Dekat Cawabup Purworejo Letkol Inf (purn) Lukman Hakim SSos MSi
Cawabup Purworejo Lukman Hakim menunjukkan piagam penghargaan yang diterimanya |
"Saya
senang tinggal di sini, kultur budayanya benar-benar luar biasa.
Masyarakat Purworejo masih menjunjung tinggi budaya dan masyarakatnya
agamis. Contohnya adalah, acara khataman Alquran yang dirayakan
secara meriah dengan pawai dan aksi naik kuda yang bisa beratraksi
jingkrak. Di daerah lain tidak ada, hanya ada di Kabupaten Purworejo
ini," kata Lukman saat ditemui di kediamannya, Desa Keduren Kecamatan
Purwodadi Kabupaten Purworejo, Minggu (13/10/2024).
Pria
kelahiran 8 November 1971 ini, rela mengorbankan kariernya di TNI Angkatan Darat (AD)
dengan pensiun dini, semata-mata ingin ikut cawe-cawe membawa perubahan
bagi Purworejo ke arah yang lebih baik. "Isteri
saya sebelumnya tidak setuju. Tapi selalu saya yakinkan bahwa membela
dan mengabdi pada negara itu banyak cara, tidak hanya di TNI. Dengan
menjadi seorang wakil kepala daerah pun itu merupakan pengabdian," tutur
mantan Dandim 0708/Purworejo yang jago olah vokal itu.
Saat
masih menjabat sebagai Dandim, Lukman Hakim pernah diangkat sebagai
Bapak
Stunting Kabupaten Purworejo, sehingga dirinya paham bagaimana mencegah
dan
mengatasi stunting. Bersama
Yayasan Buddha Tzu Chi, Lukman Hakim sering menyalurkan bantuan
pemenuhan
gizi bagi warga. Tak hanya itu, ia juga sering mengantar bantuan untuk
warga dari para pengusaha dan dermawan. Jika
dia dan Yophi Prabowo diberi amanah mengabdi untuk warga Kabupaten
Purworejo, mereka akan optimal dalam memberdayakan masyarakat. Lukman
Hakim mengakui, bersama Yophi Prabowo bercita-cita memberikan dukungan
penuh bagi para pelalu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Kami
akan dukung penuh pelaku UMKM dengan pelatihan-pelatihan sesuai dengan
minat dan bakat masing-masing. Setelah diberi pelatihan, kami akan
terus dampingi mulai dari akses permodalan hingga pemasaran. Misal yang
minatnya beternak, kami dampingi dan suport. Hobi bengkel, beri
pelatihan. Kuliner juga akan kami beri ruang yang banyak untuk promosi
dan event. Kami akan prioritaskan pengusaha UMKM, karena mereka adalah
tulang punggung perekonomian kita semua, mereka survive bahkan bertumbuh saat
pandemi yang lalu," ungkap Lukman Hakim.
PENGHARGAAN
Menjadi
tentara, merupakan cita-cita Lukman Hakim sejak kecil. Lukman Hakim kecil sangat
takjub pada sosok tentara. Kala itu, dia sangat kagum dan bangga pada Pak
Ciliknya (Paman) yang berprofesi sebagai anggota TNI. "Saya
itu kan dari keluarga kurang mampu secara finansial. Pak Lik saya jadi
anggota TNI, kalau pas pulang itu Beliau memberi saya dan adik uang
Rp 100 koin. Rasanya senang sekali, merasa sangat kaya dengan uang
segitu. Beliau juga sering cerita bagaimana saat bertugas, saya merasa
ikut bangga. Makanya kemudian bercita-cita menjadi anggota TNI," beber Lukman Hakim menceritakan masa kecilnya.
Lukman Hakim saat bertugas di Aceh |
"Selama dua minggu, saat patroli kami menemukan jejak pergerakan anggota
Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Jejak-jejak kaki yang kami temukan banyak,
menandakan anggota mereka yang bersembunyi di sana pun banyak," tutur
Lukman Hakim.
Setelah
mempelajari situasi, taktis dan lapangan, Lukman Hakim dan timnya membuat
daerah penyelamat yang cukup aman serta bisa memantau dari ketinggian.
Setelah yakin bahwa posisi mereka aman, tim kemudian bergerak mengikuti
jejak ke mana para anggota GAM berada. "Waktu
itu bulan Ramadan, setelah salat Subuh, saya bersama empat anggota bergerak
mencari lokasi persembunyian anggota GAM dengan menyusuri daerah
pinggir Sungai Krueng Geukuh. Anggota lainnya, 10 orang saya tugaskan
memperkuat daerah penyelamatan," kenang ayah dua puteri ini.
Mereka
tidak berjalan di jalanan biasa, tetapi melewati semak belukar dan
merayap agar tak ketahuan oleh anggota GAM yang kala itu diperkirakan
mencapai 50 orang. Ada salah satu anggota tim yang sempat down karena
tahu banyaknya GAM yang akan mereka lawan.
Lukman Hakim sebagai Dantim |
Benar
saja, di pinggiran sungai, mereka mendapati sekira 50 anggota GAM yang
sedang istirahat. Mereka berkelompok 5 - 10 orang. "Saya
memakai sandi kanan kiri. Pada waktu yang tepat, saya buka tembakan,
diikuti anak buah saya sambil berteriak seolah-olah kami datang dengan
jumlah kekuatan banyak. Saya berhasil menembak tepat Panglima Sagoe
(salah satu wilayah di Aceh Utara) dengan jarak kurang lebih 10 meter.
Empat orang berhasil kami tembak, yang lainnya kocar kacir melarikan
diri karena menganggap anggota TNI yang datang sangat banyak. Padahal
hanya kami berlima," ujarnya.
Dari
empat orang GAM yang tewas, Lukman Hakim dan tim berhasil merebut empat
senjata standar perang jenis AK47 dan M16. Setelah mengambil senjata,
kemudian mereka bergerak kembali. "Kami
juga menginformasikan ke warga di kampung terdekat bahwa kami kontak
senjata dengan GAM dan berhasil membunuh empat orang. Warga kampung lah
yang menguburkan mayat-mayat itu," ungkapnya.
Karena
keberaniannya, Lukman Hakim mendapat piagam penghargaan dari Komandan
Batalyon Infanteri Linud 501 Letkol Inf Ferry Zein. Kini,
setelah memutuskan pensiun dini sebagai anggota TNI, berbekal keinginan
kuat, pria bersahaja ini ingin mengabdikan dirinya untuk membangun dan
mengubah Purworejo menjadi lebih maju sejajar dengan kabupaten/kota maju
lainnya. (*/kj)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar