JAKARTA
- Anggota DPR RI sekaligus juga Dewan Penasehat Gerakan Solidaritas
Nasional (GSN) dan Ketua MPR RI ke-15 Bambang Soesatyo mendukung
terbentuknya GSN yang diketuai Rosan Roeslani dengan Ketua Dewan Pembina
Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Ketua Dewan Pembina Wapres RI
Gibran Rakabuming Raka. GSN hadir untuk membantu dan mendukung
pemerintahan Presiden Prabowo mewujudkan bangsa Indonesia yang
sejahtera, mandiri, maju dan berkesinambungan.
"Dalam dunia yang semakin kompleks, isu-isu kemiskinan, korupsi,
ketidakadilan dan kesenjangan, menjadi tantangan yang harus dihadapi
secara bersamaan. Setiap masalah ini saling berkaitan dan saling
mempengaruhi, sehingga memerlukan pendekatan yang holistik dan
terintegrasi untuk menciptakan perubahan yang signifikan bagi
masyarakat," ujar Bamsoet saat menghadiri deklarasi GSN di Indonesia
Arena, Jakarta, Sabtu (2/11/2024).
Hadir
antara lain Presiden RI Prabowo Subianto, Wapres RI Gibran Rakabuming
Raka, Ketua Komisi IV DPR Titiek Soeharto bersama putra Prabowo Ragowo
Hediprasetyo Djojohadikusumo, Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno, Kapolri
Jenderal Listyo Sigit Prabowo, para tokoh politik serta sejumlah menteri
dan wakil menteri Kabinet Merah Putih.
Ketua DPR RI ke-20 dan Ketua Komisi III DPR RI ke-7 bidang Hukum &
HAM ini menegaskan, perang terhadap kemiskinan adalah aksi yang tidak
dapat ditunda. Kemiskinan merupakan akar dari banyak masalah sosial
lainnya, termasuk kesehatan yang buruk, pendidikan yang tidak memadai,
dan meningkatnya tingkat kriminalitas. Saat masyarakat terjebak dalam
siklus kemiskinan, potensi mereka terabaikan dan kesempatan untuk
berkembang menjadi terbatas.
"Karena
itu, upaya untuk mengurangi kemiskinan harus menjadi prioritas utama,
melalui program-program yang mendukung pendidikan, pelatihan
keterampilan, dan akses terhadap layanan dasar," kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI/Kepala
Badan Bela Negara FKPPI ini memaparkan, perang terhadap korupsi juga
perlu terus ditingkatkan. Korupsi menggerogoti fondasi masyarakat yang
sehat. Praktek koruptif tidak hanya menyebabkan pemborosan sumber daya,
tetapi juga menciptakan ketidakadilan yang memperburuk kondisi
masyarakat yang sudah terpinggirkan.
"Perang
melawan korupsi memerlukan komitmen yang kuat dan transparansi di semua
tingkatan pemerintahan serta partisipasi aktif dari masyarakat. Dengan
adanya kejujuran dan akuntabilitas, kepercayaan masyarakat terhadap
institusi publik dapat dipulihkan. Sehingga menciptakan lingkungan yang
kondusif untuk pembangunan yang berkelanjutan," urai Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Kadin Indonesia
ini menambahkan, kesenjangan sosial juga menjadi masalah yang tidak
dapat diabaikan. Ketimpangan ekonomi dan akses terhadap berbagai sumber
daya dapat menimbulkan ketegangan sosial dan konflik dalam masyarakat.
Karena itu, strategi untuk mengatasi kesenjangan ini harus mencakup
redistribusi sumber daya yang adil dan peningkatan akses terhadap
peluang ekonomi bagi semua lapisan masyarakat.
"Untuk
menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera, perang terhadap
kemiskinan, korupsi, ketidakadilan dan kesenjangan, harus dijalankan
bersamaan. Upaya yang holistik dan terintegrasi sangat diperlukan untuk
memastikan bahwa setiap individu memiliki hak yang sama untuk mencapai
potensi mereka. Perlu kerja sama yang baik antara pemerintah,
masyarakat, dan seluruh stakeholder, agar perubahan yang nyata dapat
terwujud demi masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik," pungkas
Bamsoet. (*/kg)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar